Jumat, 19 November 2010

Bilangan Biner

Bilangan Biner

Bilangan Biner

1.Carilah bilangan hexadesimal dari (8754)10

Cara 1 : di ubah menjadi bilangan biner.
8754 : 2 = sisa 0
4377 : 2 = sisa 1
2188 : 2 = sisa 0
1094 : 2 = sisa 0
547 : 2 = sisa 1
273 : 2 = sisa 1
136 : 2 = sisa 0
68 : 2 = sisa 0
34 : 2 = sisa 0
17 : 2 = sisa 1
8 : 2 = sisa 0
4 : 2 = sisa 0
2 : 2 = sisa 0
hasil 1

(8754)10 = (10001000110010) 2
0010 – 0010 – 0011 – 0010
2 2 3 2
= (2232)16



2.Carilah Bilangan Oktal dari (872)10

Cara 2 : dibagi dengan bilangan octal (8)

872 : 8 = 0
109 : 8 = 5
13 : 8 = 5
Hasil 1

(872)10 = (1550)8

3.Hitunglah nilai oktal dari (101110111)2
(101110111)2 di kelompokan menjadi 101 110 111
101 punya bilangan 5 oktal
110 puny bilangan 6 oktal
111 punya bilangan 7 oktal

jadi hasilnya 101110111 punya bilangan 567 oktal

4. Ubahlah (251)8 menjadi bilangan biner.
2 5 1
binernya 010 101 001
jadi hasilnya 010101001

5.( 110101101011)2 menjadi bilangan hexadesimal
( 110101101011)2 di kelompokan menjadi 1101 0110 1011
1101 punya bilngan D hexadesimsal
0110 punya bilangan G hexadesimal
10111 punya bilangan B hexadesimal
jadi hasilnya 110101101011 punya bilangan DGB hexadesimal

manusia dan tangung jawab

Manusia dan Tanggung Jawab

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Bismillahirrahmanirrahiim, Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat dan salam kepada junjungan kita Rasullullahi Shallallahu 'alaihis wassalam beserta kerabat dan sahabat dan para tabiin dan semoga Allah SWT melimpahkan karunia dan berkah kepada kita semua, amiin. Manusia diturunkan ke dunia ini bukannya tanpa peran. Manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan dan tugas yang telah melekat padanya, yang terbawa sejak dia dilahirkan di muka bumi ini. Kedudukan manusia yang pertama adalah sebagai Abdullah, yang artinya adalah sebagai hamba Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, yang tidak boleh membangkang pada-Nya. Jika kita membangkang maka kita akan terkena konsekwensi yang sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini memang budak dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita menjadi mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan Tuhan kita, karena ketaatan kita itu. Dengan kedudukan ini, maka Manusia mempunyai dua tugas, pertama, ia harus beribadah kepada Allah baik dalam pengertian sempit maupun luas. Beribadah dalam arti sempit artinya mengerjakan Ibadah secara ritual saja, seperti, Sholat, puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist. Dan tentunya dari makna  ibadah dalam arti luas ini akan terpancarkan pribadi seorang muslim sejati dimana seorang muslim yang mengerjakan kelima rukun Islam maka akan bisa memberikan warna yang baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia dan banyak memberikan manfaat selama bermuamalah itu. Disamping itu segala aktifitas yang kita lakukan baik itu aktifitas ibadah maupun aktifitas keseharian kita dimanapun berada di rumah, di kampus di jalan dan dimanapun haruslah hanya dengan niat yang baik dan lillahi ta'ala, tanpa ada motivasi lain selain ALLAH, sebagai misal beribadah dan bersedekah hanya ingin dipuji oleh orang dengan sebutan “alim dan dermawan”; ingin mendapatkan pujian dari orang lain; ingin mendapatkan kemudahan dan fasilitas dari atasan selama bekerja dan studi dengan menghalalkan segala cara dan lain sebagainya. Sekali lagi jika segala aktifitas bedasarkan niatnya karena Allah, dan dilakukan dengan peraturan yang Allah turunkan maka hal ini disebut sebagai ibadah yang sesungguhnya. Di dalam Adz Dzariyat 56: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." Kita beribadah kepada Allah bukan berarti Allah butuh kepada kita, Allah sama sekali tidak membutuhkan kita. Bagi Allah walaupun  semua orang di dunia ini menyembah-Nya, melakukan sujud pada-Nya, taat pada-Nya, tidaklah hal tersebut semakin menyebabkan meningkatnya kekuasaan Allah. Demikian juga sebaliknya jika semua orang menentang Allah, maka hal ini tak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan Allah. Jadi sebenarnya yang membutuhkan Allah ini adalah kita, yang tergantung kepada Allah ini adalah kita, yang seharusnya mengemis minta belas kasihan Allah ini adalah kita. Yang seharusnya menjadi hamba yang baik ini adalah kita. Allah memerintahkan supaya kita beribadah ini sebenarnya adalah untuk kepentingan kita sendiri, sebagai tanda terimakasih kepada-Nya, atas nikmat yang diberikan-Nya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa, Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa [2 : 21] Dan satu hal penting yang harus dicatat adalah bahwa beribadah hanyalah kepada Allah saja, menggantungkan hidup ini hanyalah kepada-Nya saja. Dunia ini adalah instrumen semata, yang akan berperan sebagai bahan ujian dari-Nya. Karenanya, dalam beribadah, janganlah menduakan Allah, karena hanya Allahlah satu-satunya dzat yang harus kita sembah dan ibadahi. Ingatkah kita akan apa yang wajib kita ucapkan minimal 17 kali sehari, dalam shalat-shalat kita, Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in, hanya kepada Allah lah kami menyembah, dan hanya kepada Allah lah kami minta pertolongan. Tiada yang lain. Karenanya, Allah tiada mengampuni jika kita mensekutukannya, menduakannya dengan yang lain. Hanya berbuat karena Allah, dan hanya meminta
pertolongan kepada Allah lah yang membuat kita aman dari murkanya, dan akan mendapatkan rahmat-Nya
Tugas kedua manusia adalah sebagai Kalifatullahi, kalifah Allah. Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan, binatang, bumi dengan segala apa yang terpendam di dalamnya. Allah memberikan gambaran tentang diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat, dalam Q.S 2:30: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat:'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.' Jika tugas manusia adalah sebagai seorang pemimpin, tentu ia harus dapat membangun dunia ini dengan sinergis, dapat melakukan perbaikan-perbaikan, baik antara dirinya dengan alam, maupun antar sesama itu sendiri. Karakter sebagai seorang pemimpin ini tidak dengan serta merta tumbuh dengan sendirinya, hal ini harus dimulai dari tanggung jawab yang kecil mulai dari diri sendiri menuju lingkup yang agak luas sebagai pemimpin rumah tanggga, kemudian menuju yang lebih luas lagi pada sebuah komunitas masyarakat yang dipimpinnya, hingga akhirnya menuju tanggung jawab dalam lingkup yang lebih luas lagi. Semestinya kita melakukan instropeksi kedalam diri kita, apakah saat kita mendapatkan tanggung jawab sebagai pimpinan apapun, kita telah menjalankan amanat yang diberikan itu dengan sebaik-baiknya? Apakah jika kita tidak menjalankan setiap amanat yang kita terima itu dengan baik kita bisa menyebut diri kita itu sebagai kalifah? Tentunya tidak bukan. Oleh karena itu diri kita perlu selalu diasah untuk lebih peka lagi, lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar kita dalam membantu sesama, bersinergi dalam segala aktifitas, peka dan ringan tangan dalam membantu orang lain baik yang kita pimpin maupun saat kita berada dalam posisi dipimpin oleh orang lain. Tanpa kepekaan dan pengasahan diri sejak awal serta menggali pengalaman sebagai seorang pemimpin yang sesugguhnya maka akan sangat jauhlah diri kita dengan sebutan “Kalifah di muka bumi”, ini seperti halnya “sipunguk merindukan bulan”, tanpa berbuat sesuatu namun mengharapkan sesuatu yang besar. Seorang pemimpin dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya, kemampuan untuk mengolah dan mengeksplorasi alam, maka sebenarnya ia tak boleh semena-mena terhadap
alam dan sesama manusia yang dipimpinnya, ia harus mengelolanya dengan baik dan harus amanah dan memberikan suri tauladan yang baik. Kepemimpinan manusia ini sebenarnya merupakan bagian dari ujian Allah, yang barangsiapa dapat melakukannya dengan baik, maka luluslah ia. "Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian [yang lain] beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [6:165] Lalu manusia ada yang menyadari tentang misi kenapa ia harus berada di dunia, lalu ia memanfaatkan fungsi kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya, akan tetapi tidak sedikit pula yang akhirnya ingkar  dan tidak mau menyadari untuk apa ia di turunkan di dunia ini, hingga akhirnya kerugianlah
yang akan didapatkannya "Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang-siapa yang kafir, maka [akibat] kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka." [35:39].
Akan tetapi jika fungsi kekalifahan di bumi yang diberikan Allah dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka begitu besar keberuntungan yang akan diperolehnya, sebagaimana yang dilakukan nabi Saleh kepada umatnya "Dan kepada Tsamud [Kami utus] saudara mereka Shaleh. Shaeh berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi [tanah] dan menjadikan kamu pemakmurnya , karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat [rahmat-Nya] lagi memperkenankan [do'a hamba-Nya].' [11:61] Maka hendaknya kita berhati-hati, akan amanah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena sebenarnya setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya masing-masing di sisi Allah  Pedoman Dan Bekal Manusia. Untuk pedoman hidup manusia Allah SWT menurunkan Al Qur'an agar supaya manusia bisa mengemban amanah yang diberikan oleh Allah SWT, disamping itu juga kita juga wajib untuk melaksanakan pedoman hidup dan cara beribadah dan bermuamalah berdasarkan Sunnah Rasullullah SAW, serta ijtihad para ulama dan tabiin yang berdasarkan pada Al Quran dan Al Hadist. Bekal manusia yang dapat digunakan untuk memahami ayat-ayatNya. Allah menganugerahkan mata, telinga, akal dan hati. Dan nantinya mata, telinga, dan hati akan dimintai pertanggung jawaban Allah. Untuk apa selama ini digunakan. Inna sam'a wal abshoro wal fu'ada kullu ulaaaika 'anhu mas'uula,
sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, tiap-tiap dari mereka akan dimintai pertangunggjawabannya.
Allah telah memberikan banyak hal kepada kita, pedoman yang berupa Al Quran, demikian pula Allah telah memberikan bagi kita bekal berupa mata, telinga, dan hati yang bisa digunakan untuk mencerna ayat-ayat Allah dan petunjuk Rasulullah SAW. Karenanya sangatlah adil jika kemudian Allah menuntut tanggungjawab kita sebagai manusia. Selama di dunia ini, apa saja yang telah
kita lakukan. Al Qur'an yang kita punya, kita gunakan untuk apa saja, apakah memang telah kita gunakan sebagai pedoman dalam keseluruhan aspek kehidupan, ataukah kita abaikan begitu saja. Demikian pula petunjuk yang diberikan Rasul, apakah kita taati, ataukah selama ini kita hanya menggunakan Sunnah Nabi dan al Qur'an sebagai pembenar-pembenar saja dari apa yang ada pada pikiran kita. Karenanya Allah menegaskan, bahwa pertanggungjawaban manusia itu akan diminta. Akan tetapi manusia banyak yang mengira bahwa hidup ini dibiarkan begitu saja, atau barangkali ia tahu akan tetapi tidak menyadarinya, karena tertutupi penglihatannya dengan fatamorgana dunia.
Karenanya tidaklah salah jika Allah dengan pertanyaan retorisnya mengatakan : 'Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja [tanpa pertanggung jawaban]?' [75:36].
'Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.' [15:92-93]. Dan ayat yang lain: 'Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,' [74:38]. Dalam surat Al zalzalah yang menceritakan hari kiamat Allah memberikan gambaran bahwa di hari itu, manusia akan keluar dari kuburnya dalam berbagai macam keadaan sesuai dengan amalan yang telah mereka kerjakan, "Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka [balasan] pekerjaan mereka" [99:6]. ''Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat biji zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya pula.'' (99:7-8) Dari ayat di atas dapat kita ambil hikmah bahwa betapa Allah SWT telah mengajarkan kepada manusia agar bersikap peka, meski terhadap hal yang teramat kecil sekalipun. Memang, sesungguhnya Islam sangat menekankan agar kita memperhatikan hal-hal kecil bahkan detail dalam hidup kita. Saudaraku, kepekaan memang sudah selayaknya terasah dalam setiap gerak langkah hidup
kita. Nah, jika demikian menanamkan semangat bahwa sesuatu yang kita lakukan selalu saja ada pertanggungjawabannya, dan setiap lintasan pikiran yang ada di hati kita juga diketahui oleh Allah SWT, maka barangkali harus selalu kita camkan, agar kita berhati - hati dalam berbuat dan bertingkah laku serta kita luruskan segala niat kita untuk menggapai Ridho Allah SWT semata.. Dan dihari kiamat itu Allah akan memasang timbangan yang akan menimbang amal dan dosa manusia dengan seadil-adilnya, tanpa kezaliman sedikitpun. Meski sedikit sebuah amal, maka ia akan tertimbang juga, demikian pula meski sedikit dosa yang terpercik akan ada nilai yang diperhitungkan pula. Tak kan ada yang dirugikan dalam penimbangan itu. Semuanya tergantung dari manusia,
dan semuanya tergantung pada sikap kita selama di dunia. "Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika [amalan itu] hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan [pahala]nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." [21:47] Ketika manusia disidang di akhirat kelak, tak kan dapatlah ia mengelak, sebagaimana persidangan-persidangan yang ada di dunia. Jika persidangan yang ada di dunia amat ditentukan oleh saksi yang terkadang sulit didapatkannya, kredibilitas kejujuran seorang hakim, dll, akan tetapi di akhirat yang menjadi saksi adalah anggota tubuh manusia itu sendiri. Jadi tak akan ada lagi alasan, ketika tangan, kaki, mata, telinga dan semua anggota badannya menjadi saksi dan membeberkan setiap perbuatannya selama di dunia. Jadi jika demikian, artinya tak akan ada lagi bagi kita tempat berlari kecuali kembali kepada Allah dengan terus meningkatkan maraqabatullah, perasaan untuk selalu diawasi Allah. Karena memang, meski tak ada siapa jua, akan tetapi Allah akan tetap mengawasi kita segala lintasan dalam pikiran kita pastilah selalu diketahui oleh Allah SWT. Walau kita merasa tak kan ada yang melihat perbuatan kita, tapi anggota tubuh kita akan menjadi saksi kelak di hari kiamat dari apa yang kita kerjakan. Jadi memang tak akan ada jalan lain kecuali lari kepada Allah. Semoga kita semua termasuk golongan yang diberikan keselamatan di dunia dan akhirat, amiin. Dan semoga dalam Ramadhan kali ini kita bisa mendapatkan hikmah dan berkahnya untuk bisa mendapatkan derajat tertinggi yaitu taqwa. Dan setelah Ramadhanpun tetap ada jejak kita seperti saat bulan Ramadhan kita kali ini. Wallahu 'alam bishowab. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabaraakatuh KesimpulanPada umumnya manusia mempunyai tanggung jawab kepada sesama manusia terutama kepada Tuhan YME,dan semuanya tertuang dalam Al-Quran dan Hadist. Semua itu dapat dilakukan dengan cara menjalankan kewajiban yang telah ditentukan Allah SWT,seperti sholat, dan berpuasa serta kewajiban lain yang ada di dalam rukun Islam, dan apabila dilanggar akan mendapat balasan di akhirat.

manusia dan keadilan

Manusia dan Keadilan
Wahidil Qohar
| 28 April 2010 | 16:05
Total Read
1309
Total Comment
0
Nihil.

Dalam hidupdan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan – permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.
Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Nah… cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hokum.
Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.
Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;
1.   Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2.   Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3.   Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.
4.   dan lain sebagainya.
Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.

manusia dan penderitaan

Manusia dan penderitaan

Manusia dan penderitaan
Penderitaan
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
Penderitaan dan Kenikmatan
Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya. Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan penderitaan.
Penderitaan dan Kasihan
Kembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh. Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya
.
Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia.
Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali, abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya.
Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita, Allah berfirman:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia selain hanya untuk menyembah kepada-Ku”. (QS. 51: 56)
“Barangsiapa merasa mengerti sesuatu, tetapi tidak mengenal Allah, sesungguhnya orang tersebut tidak mengerti apa-apa. Barangsiapa mempunyai sesuatu yang dicintainya lebih daripada mencintai Allah, maka sesungguhnya hatinya sakit. “katakanlah, hai Muhammad, apabila orang tuamu, anakmu, saudaramu, istrimu, handai tolanmu, harta bendamu yang engkau tumpuk dalam simpanan serta barang dagangan yang yang engkau khawatirkan ruginya dan rumah tempat tinggal yang kamu senangi itu lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah, maka tunggulah sampai perintah Allah datang”. (QS. 9: 24).
Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
Dan kalau Kami mengkhendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga kamu dapat benar-benar mengenal mereka dengan tanda-tandanya, tetapi kamu mengenal mereka dari bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu”. (QS. 47: 29-30).
Demikianlah Al-Quran telah mengisyaratkan tentang adanya ciri-ciri orang yang tidak sadar (menderita) lewat kata-kata yang keliru, sejak 14 abat yang lalu sebelum dikemukakan oleh Freud, penemu teori psikoanalisis. Bahkan sebuah hadist mengatakan:
“Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180).
Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut:
“Kecuali orang yang datang ke hadirat Allah SWT dengan hati yang suci”. (QS. 26: 89 ).
Jadi, mengenal atau makrifat kepada Allah yang membawa semangat taat kepada Allah SWT dengan cara menentang hawa nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit dalam hati (menderita gelisah) (Al-Ghazali, abad ke-11).

Manusia dan pandangan hidup

Manusia dan Pandangan Hidup

Posted: Mei 31, 2010 by irfanrahman in Ilmu budaya
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu is menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa anti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
B. CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor.
- Faktor manusia
- Faktor kondisi
- Faktor tingginya cita-cita
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan nonna-norrna agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal:
Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environ¬ment).
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah diperoleh.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia hams kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia hams rajin belajar dan tekun serta memenuh semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan.
(b) Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir.
(c) Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib Minya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAI1K.
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
(2) Mengerti
(3) Menghayati
(4) Meyakini
(5) Mengabdi

Kamis, 28 Oktober 2010

pengertian manusia dan budaya

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

  • Arus globalisasi membawa tantangan baru bagi negara-negara dunia.krtiga. Kemajuan dan harapan baru yang mencuat dari pola hubungan internasional yang menekankan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Namun berbarengan dengan itu muncul pula keprihatinan-keprihatinan serius, terutama mengenai kerusakan lingkungan hidup dan pembengkakan populasi manusia terutama di negara-negara miskin.
    Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri, timbul kekhawatiran serius akan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang mengarah pada krisis identitas budaya bangsa. Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, cepat atau lambat akan melahirkan tipe masyarakat industri. Dengan perkataan lain, akan lahir suatu tipe kebudayaan baru yang disebut kebudayaan industri.
    Tercapainya tahap kematangan intelektual, seorang manusia tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan saja, namun perlu juga memiliki filter untuk membentengi diri dari pengaruh buruk yang timbul dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan.
    Pembahasan mengenai perkembangan ilmu dan peradaban/kebudayaan dalam coretan ini akan dimulai dari tahap yang paling awal dari sejarah kehidupan manusia, yaitu dari masa pra-sejarah, zaman dimulainya penalaran, abad pertengahan dan zaman modern supaya diperoleh gambaran mengenai latar belakang ilmu dan peradaban / kebudayaan.
    Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
    Maslow mengidentifikasikan kebutuhan manusia berupa kebutuhan fisiologi (pangan dan sandang), rasa aman, afiliasi (rekreasi, amal), harga diri, (jati diri) dan pengembangan potensi. Kebutuhan fisiologi dan rasa aman diperoleh dengan cara instinktif sehingga kebutuhan tersebut dapat diperoleh binatang sekalipun. Namun untuk kebutuhan lain halnya dapat dipenuhi oleh manusia dengan pemanfaatan akal budi dan melakukan pemberdayaan sarana yang ada, bahkan dengan akal budi pula akan berusaha untuk menciptakan media yang belum ada agar kebutuhan lain terpenuhi.
    Rentetan coretan usang ini akan mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan peranan ciri kreativitas manusia dalam menimbulkan ide-ide inovatif yang menuju pada pengetahuan baru atau penemuan baru baik dengan menempuh cara yang sudah mengandung dimensi ilmiah ataupun yang belum.
    Media merupakan alat/sarana komonikasi yang langsung maupun tidak langsung, media diartikan sebagai simbol-simbol untuk menyampaikan pesan baik dalam bentuk berwujud (tangible / dapat diraba), maupun dalam bentuk tidak terwujud (intangible / tidak dapat diraba). Manusia yang belum memiliki budaya tinggi telah menggunakan berbagai media sebagai alat / sarana untuk menyampaikan pesan kepada seseorang atau anggota masyarakat.
    Media berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, media yang pada awalnya sangat sederhana, kini telah berkembang dengan pesat. Pemberdayaan teknologi terhadap peningkatan kwalitas media seiring dengan kemampuan kebudayaan manusia. Dengan demikian, media tidak hanya digunakan oleh sekelompok masyarakat budaya tertentu saja tetapi dapat berkembang ke berbagai kelompok budaya maupun negara. Bahkan masing-masing negara telah dapat saling mengadopsi teknologi dan budaya negara lainnya.
    Pertumbuhan budaya manusia sangat dipengaruhi oleh banyaknya kebutuhan dan kemauan manusia yang tidak berkenaan untuk tergantung kepada alam semesta. Tinggi rendahnya kebudayaan suatu kelompok manusia tertentu (misalnya suku) atau bangsa dapat diukir dari sejauh mana kelompok atau bangsa tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dengan pemanfaatan pemberdayaan media yang dikembangkannya. Misalnya, masyarakat pra sejarah hanya menggunakan alat bantu kayu atau batu untuk mencari nafkah maupun mempertahankan kehidupannya. Mereka belum mengenal cara bercocok tanam atau beternak untuk penyedian bahan makanan, seluruh kebutuhan mereka masih tersedia di alam sekitar. Namun setelah jumlah manusia bertambah dan alam tidak mampu lagi menyediakan kebutuhannya, maka mannusia secara lambat laun menemukan teknologi sederhana sampai teknologi modern sebagai media pemenuhan kebutuhan. Keragaman kebutuhan dan kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan perbedaan mendasar antara manusia dengan mahluk lain.
    E.B Taylor, 1971 dalam bukunya; “Primitive Culture” mengemukakan bahwa “Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”, pendapat ini merupakan rumusan yang pertama kali diutarakan. Selanjutnya pada tahun 1952 Kroeber dan Kluckholn berhasil menginfentarisasi terhadap 150 defenisi kebudayaan yang dihasilkan oleh publikasi tentang kebudayaan selama lebih kurang tujuh puluh lima tahun.
    MANUSIA
    1. Asal Mula Manusia
    Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
    Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
    1. perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
    2. pengurangan gigi taring.
    3. penggerak bipedal (dua kaki)
    4. perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
    Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
    Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
    Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

    2. Apa Manusia Itu
    Banyak faham yang memberikan pandangan akan arti manusia, dimana faham-faham tersebut tidak memberikan satu simpulan pasti tentang arti manusia. Faham-faham tersebut tidak secara eksplesit menyimpulkan makna manusia, melainkan pemberian pencitraan sifat dan ciri-ciri yang dapat diperdebatkan. Dengan demikian sungguh tidak mudah memberikan suatu defenisi mengenai arti manusia’.
    Namun manusia sering juga disebut “the inventing and discovering animal” (binatang pencipta dan penemu). Menurut sejarah, evolusi manusia diawali saat manusia masih diidentifikasi sebagai Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak) hingga saat ini di mana manusia diidentifikasi sebagai Homo sapiens.
    Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
    Seiring berjalannya waktu dan perkembangan fisik manusia, proses berpikir manusia juga mengalami kemajuan. Manusia mulai mengenal ilmu dan pengetahuan dan menemukan apa yang disebut peradaban. Peradaban berarti kesenian, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, nilai, perilaku dan kebiasaan material yang menjelaskan cara hidup manusia. Peradaban dapat dipisahkan dari kebudayaan karena kerumitan sosial dan organisasi dalam tingkatan yang lebih tinggi dan karena perbedaan kegiatan ekonomi dan budayanya.
    Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden.
    Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
    Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
    3. Hakekat Manusia
    Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih eman milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
    Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.
    Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
    Habitat manusia dalam sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (Antartika, angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa Yuri Gagarin tahun 1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun 1969 dan 1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun 2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada 31 Oktober 2000.
    KEBUDAYAAN
    1. Pengertian Budaya
    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
    Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
    Kebudayaan bukanlah suatu benda dan bukan objek rekayasa karena dia adalah ungkapan dialog terus menerus yang berlangsung dalam masyarakat. Ciri khas dialog adalah kebebasannya. Dialog adalah keterbukaan yang satu terhadap yang lain, reaksi bebas dan khas atas komunikasi lawan bicara yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. Kebudayaan hanya dapat berkembang dalam suasana terbuka dan bebas tekanan. Dalam sejarahnya, manusia memperlihatkan dua daya: Daya tahunya dan daya untuk mencapai yang diketahuinya. Daya tahu dan mau inilah yang disebut memanusiakan manusia.
    Ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh manusia pulalah yang memperkirakan bahwa manusia telah menghuni bumi ini sejak sekitar 20.000 tahun Sebelum Masehi. Masa ini disebut masa pra-sejarah karena warisan yang ditinggalkan pada masa ini tidak menyebut apapun mengenai dirinya. Karena tidak adanya dokumen tertulis yang menceritakan masa pra-sejarah, maka informasi yang diperoleh pada masa ini didapat melalui bidang-bidang ilmu pengetahuan lain di antaranya, paleontologi, biologi, palinologi, geologi, antropologi dan arkeologi. Zaman ini sering juga disebut zaman batu karena semua alat-alat yang dihasilkan manusia dibuat dari batu.
    Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan pengetahuan mereka mengenai apa dan bagaimana (know how) yang diperoleh manusia melalui proses:
    1. Kemampuan mengamati
    2. Kemampuan membeda-bedakan
    3. Kemampuan memilih
    4. Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial and error
    Menurut Karl Popper, cara belajar dari kesalahan yang dibuat pada dasarnya merupakan karakteristik yang sama pada semua makhluk hidup, apakah itu binatang tingkat rendah atau tingkat tinggi, apakah ia seekor simpanse atau seorang ilmuwan.
    Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan pengetahuan mereka mengenai apa dan bagaimana (know how) yang diperoleh manusia melalui proses:
    1. Kemampuan mengamati
    2. Kemampuan membeda-bedakan
    3. Kemampuan memilih
    4. Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial and error
    Menurut Karl Popper, cara belajar dari kesalahan yang dibuat pada dasarnya merupakan karakteristik yang sama pada semua makhluk hidup, apakah itu binatang tingkat rendah atau tingkat tinggi, apakah ia seekor simpanse atau seorang ilmuwan.
    Setelah masa pra-sejarah, manusia mulai memasuki masa sejarah mulai dari sekitar 15.000 hingga 600 tahun Sebelum Masehi dengan ditemukannya tulisan-tulisan pada masa ini. Kemajuan yang bersifat khusus pada masa itu adalah pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Ketiga kemampuan inilah yang banyak berperan dalam pengembangan kebudayaan dan berdirinya kerajaan-kerajaan besar di Afrika (misalnya Mesir), Asia Tengah (Sumeria, Babilonia, Niniveh), Asia Timur (Tiongkok) dan Amerika Tengah (Maya dan Inca).
    Mulai dari 600 tahun Sebelum Masehi hingga 200 tahun Sesudah Masehi, manusia mulai memasuki zaman “penalaran”. Pada masa ini, kebudayaan Yunani memberikan corak baru kepada pengetahuan yang berdasarkan pada receptive mind.
    Cara berpikir mereka sudah memiliki penalaran yang selalu menyelidik (inquiring mind) yang tidak mau menerima peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman begitu saja secara pasif-reseptif tetapi terus mencari sampai sedalam-dalamnya akar dari semua fenomena yang beragam di alam ini (rasionalitas). Pada zaman ini lahirlah pemikir-pemikir yang dalilnya dapat bermanfaat hingga saat ini, diantaranya Aristoteles, Thales, Pythagoras, Archimedes dan Aristarchus.
    2. Defenisi Kebudayaan
    Defenisi Kebudayaan Menurut para Pakar :
    1. Ki Hajar Dewantara
    Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan kehidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertip dan damai.
    2. Robert Lowie
    Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan,adapt istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melaikan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
    3. Keesing
    Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan secara social.
    4. Koentjaraningrat
    Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekerti.
    5. Rafael Raga Manan
    Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungan, yakni cara manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya yang dilihat sebagai proses humanisasi.
    Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
    Era berikutnya adalah abad pertengahan yang dimulai sekitar tahun 500 Masehi hingga tahun 1500 Masehi. Banyak sekali peristiwa di Eropa yang menandai era ini baik itu di bidang politik, seperti perubahan daerah kekuasaan beberapa negara, maupun di bidang sosial seperti penemuan alat cetak.
    Di antara kebudayaan yang menonjol pada Abad Pertengahan adalah Kebudayaan Arab. Pada saat itu banyak karya orang Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang kemudian dipertajam penelitiannya terutama dalam bidang astronomi, fisika, kedokteran, biologi, farmasi dan kimia. Di antara tokoh-tokoh Arab adalah:
    1. Al-Khawarizmi (825) yang menyusun buku aljabar dan aritmatika
    2. Omar Khayam (1043-1132) yang menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga
    3. Ibnu Rushd (1126-1198), seorang ahli kedokteran yang dijuluki Averoes oleh orang Barat. Ia juga menterjemahkan karya-karya Aristoteles dan seorang penganut paham Evolusionisme yang berkeyakinan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak tercipta tiba-tiba.
    4. Al-Idris (1100-1166), seorang ahli astronomi yang percaya pada pendiriannya tentang geosentrisme dan homosentrisme. Ia mempertahankan azas Ptolomaeus yang dapat meramalkan terjadinya gerhana bulan jauh lebih tepat dari ahli-ahli sebelumnya.


    keterangan: Mohon maaf kalau sekiranya coretan diatas tidak seideal yang diharapkan. oleh karena itu, kritik dan saran bapak/ibu/saudara sangat diharapkan

manusia dan kesastraan

Konsepsi ilmu budaya dasar dalam kesusastraan
3 KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTERAAN
A,pendekatan kesusasteraan
Sastra lebih nudah berkomunikasi,karena padahakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkommunikasi.
B, ilmu budaya dasar yang di hubungkan dengan prosa
Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal prosa lama dan prosa baru.
-prosa lama ;
Dongeng,
Hikayat
Sejarah
Epos
Cerita pelipur lara
-prosa baru
cerpen
novel
biografi
kisah
otobiografi
C, nilai nilai dalam prosa fiksi
-memberikan kesenangan
-memberikan informasi
-memberikan warisan cultural
-memberikan keseimbangan wawasan

Berkenaan dengan moral,karyasastra dapat di bagi menhjadi 2
1 yang menyuarakan aspirasi zamannya
2 yang menyuarakan gejolak zamannya
D, ilmu budaya dasar yang di hubungkan dengan puisi
1 figura bahasa seperti gaya personifikasi(penjelmaan)metafora(kiasan)perbandingan,alegori,sehingga puisi menjadisegar
2 kata kata yang ambiguitas,yaitu kata kata yang bermakna ganda
3 kata lata yang berjiwa,yaitu kata kata yang sudah di beri suasana tertentu,berisi perasaan dan pengalamn sang penyair,sehingga terasa hidup.
4 kata kata yang konotatif,yaitu kata kata yang sudah di beri tambahan nilai nliai rasa dan asosiasi asosiasi tertentu

Adapun alasan alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adlah sebagai berikut :

1 hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2 puisi dan keisyafan / kesadaran individual
3 puisi dan keinsyafan social

manusia dan cinta

Manusia dan Cinta Kasih – Tugas IBD

1. Buat rangkuman dari materi Bab 3 Manusia dan Cinta Kasih
• Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) atauppun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
- Cinta bersifat manusiaw, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada naluri untuk melindungi.
- Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
- Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan.
- Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
- Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst.
- Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
Setelah diberikan uraian tentang cinta sejati oleh tiga ahli di atas, berikut ini akan dijelaskan masalah kasih. Telah dikemukakan bahwa kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasih.
Selain pengertian yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito, lin halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
Di dalam kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingakatan : Tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firmn Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya :
Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalannya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengahh adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cint yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
• CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
- Cinta Diri
Cinta Diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Al-Qur’an telah mengungkpkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammd SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hl gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
- Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Allah ketika member isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menurus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu.
- Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama ntara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual terbentuk keluarga.
- Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh iktan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-ankanya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melaikan dorongan psikis.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kasih nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta. Kasih sayang, dan belas kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai…anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.(QS, Yusuf, 12:84)
- Cinta Kepada Rasul
Cinta kepad rasul, yang ditulis Allah sebagai rahmh bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkt ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
• KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih Sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lebih dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubunan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Aadanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebalikya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
c. Ornag tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
d. Ornag tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
• KEMESRAAN
Kemesran berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, is terlempar keluar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”.
Kemampuan mencintai memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seorang mengobral cinta, maka orang itu termasuk nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinnya sendiri. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
• PEMUJAAN
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memujanya. Dalam surat Al-Mu’minin ayat 98 dinyatakan,” Dan aku berlindung kepada mu. Ya tuhanku, dari kehadirannya di dekatku.
Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya. Mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekutangan yang ada padanya, dan lain-lain.
2. Jawab Pertanyaan berikut ini :
A. Sebutkan perbedaan antara cinta dan nafsu.
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
- Cinta bersifat manusiaw, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada naluri untuk melindungi.
- Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
- Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
B. Sebutkan unsur-unsur cinta.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
C. Cinta ideal adalah cinta yang memiliki tiga unsur, sebutkan dan jelaskan.
- Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
- Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst.
- Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
D. Apakah yang dimaksud dengan kasih.
Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
E. Menurut kalian hubungan seksual yang dalam bentuk normal dan bertanggung jawab adalah seperti apa?
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama ntara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Dan memang telah dalam suatu iktan yng jelas serta pasti tentang hubungan mereka, bukan hanya sekedar hubungan biasa melainkan hubungan pernikahan yang mengikat dirinya. Dengan demikian hubungan yang dilakukan itu dihalalkan oleh Tuhan tanpa perlu berdosa tas perbuatan yang dilakukna.
F. Dan menurut kalian hubungan seksual yang dalam bentuk abnormal perverse adalah seperti apa?
Relasi seks yang tidak bertanggung jawab, dan kompulasi yang abnormal. Hal demikian bertentangan dengan norma, hukum, maupun agama. Hubungan seks ini pun cendrung hanya dilakukan untuk memuaskan batin diri sendiri agar hasrat untuk melakukan hubungan seks terpenuhi, dan mereka dapat mendapatkan kesenangan tersendiri bagi dirinya. Meski itu tidak lah baik dilakukan bagi manusia yang normal dan tahu batasan dalam melakukan hubungan seks.
G. Menurut Dra. Kartini Kartono pemuas abnormalitas seksual di bagi dalam 3 golongan, sebutkan dan jelaskan.
- Dorongan seksual yang abnormal
a. Pelacuran (Prostitution), umumnya dilakukan oleh wnita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan, dst.
b. Perzinahan (adultery) dilakukan oleh pria atau wanita yang sudah menikah dengan partner yang bukan merupakan pasangan legal.
c. Perkosaan (rape) merupakan perbuatan cabul dengan cara paksa.
d. Bujukan (seducation) merupakan bujukan atau rayuan untuk mengajak bersetubuh, misalnya dukun cabul.
- Partner seks yang abnormal
a. Homoseksualitas dilakukan oleh dua orang yang berjenis kelamin sama, yang mayoritas dilakukan oleh pria.
b. zoofilia merupakan bentuk cinta yang mesra dan abnormal sifatnya terhadap binatang.
c. Pedofilia dilakukan oleh orang dewasa yang memperoleh kepuasaan seksualm dengan melakukan persetubuhan dengan anak kecil.
d. Geronto-seksualitas dilakukanoleh pemuda yang melakukan hubungan seksual dengan wanita yang jauh lebih tua.
- Dalam pemuasan dorongan seksual
a. Voyeurism atau Peeping Tom dilakuakn seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang telanjang, sebagian besar dilakukan oleh pria dibandingkan wanita.
b. Transvestutisme merupakan gejala pathologis yang memakai pakaian dari lawan jenis.
c. Transseksualisme, terjadi pada seseorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berlawanan dengan struktur fisiknya.
H. Sebutkan beberapa bentuk cinta menurut Erich Fromm.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
I. Sebutkan arti kemesraan dan jelaskan.
Kemesran berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, is terlempar keluar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”. Kemampuan mencintai memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
J. Sebutkan tingkat kemesraan dan jelaskan berdasarkan tingkatnya.
a. Kemesraan Dalam Tingkat Remaja
Yaitu masa dimana remaja meiliki kematangan organ kelamin yang menyebankan dorongan seksualitasnya kuat (heterosexsual). Pada saat demikian cinta erotis berkembang sehingga bila tidak hati-hati akan terjerumus dalam nafsu semata.
b. Kemesraan Dalam Rumah Tangga
Merupakan kemesraan atau hubungan akrab antara suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun-tahun pertama perkawinan kemesraan masih sangat terasa, tapi seiring berjalannya waktu dan kebutuhan yang semakin banyak kadang-kadang kemesraan yang ada mulai luntur, yang disebabkan beberapa factor antara lain.
- Faktor Fisik
Pada usia 45-50 tahun istri mulau menopause, sehingga nafsu seksnya berkurang sedangkan pria dalam usia tersebut merasa fisiknya justru sedang hebat-hebatnya.
- Faktor Psikis
Pada usia sekitar 45 istri merasakan kemajuan dalam menghadapi partner tetap, oleh karena itu terjadi keengganan untuk melayani. Saat istri mulai enggan melayani suami mencari partner lain, yang terutama mampu melayani kebutuhannya.
- Faktor Sosial
Factor ini timbul karena titik perhatian istri yang tadinya dipusatkan pada suami, maka pada usia 45-50 tahun mulai beralih kepada anak-anak atau cucunya. Sementara itu suami lebih mementingkan karier atau hubungannya dengan masyarakant ataupun organisasi masyarakat.
c. Kemesraan Manusia Usia Lanjut
Kemesraan bagi manula berbeda dengan kemesraan waktu remaja, kemesraan itu dapat diwujudkan pada waktu makan, duduk, jalan-jalan, menonton televise, membaca Koran secara bersama.

pengertian ilmu budaya dasar

Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar kebudayaan, pada perkuliahan jurusan sosiologi juga ada salah stu mata kuliah ini , namun jika untuk mengingat terlalu sulit bisa di ambil intinya saja agar tidak terlalu membebani pikiran otak. Budaya memang merupakan salah satu jiwa dari nilai nllai yang ada di dalam masyarakat cara membuat blog kali ini agak melenceng sedikit karena membahas masalah budaya dan bukan blog,
Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional
Latar belakang ilmu budaya dasar
latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
1. Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
2. Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
3. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
4. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
5. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya
6. Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya
7. Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku
8. Sebagai jembatan para saran yang berbeda keahliannya lebih mampu berdialog dan lancar dalam berkomunikasi dalam memperlancar pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun serta mampu memenuhi tuntutan perguruan tinggi khususnya Dharma pendidikan
Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia
Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi
Fungsi, Hakekat dan Sifat Kebudayaan Fungsi Kebudayaan
Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.
kebudayaan berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
3. Pembimbing kehidupan manusia
4. Pembeda antar manusia dan binatang
Hakekat Kebudayaan
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada
3. Kebudayan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban
Sifat kebudayaan
1. Etnosentis
2. Universal
3. Alkuturasi
4. Adaptif
5. Dinamis (flexibel)
6. Integratif (Integrasi)
Aspek-aspek kebudayaan
1. Kesenian
2. Bahasa
3. Adat Istiadat
4. Budaya daerah
5. Budaya Nasional
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan kebudayaan faktor-faktor pendorong proses kebudayaan daerah
1. kontak dengan negara lain
2. sistem pendidikan formal yang maju
3. sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
4. penduduk yang heterogen
5. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Faktor-faktor penghambat proses perubahan kebudayaan
1.faktor dari dalam masyarakat
* betambah dan berkurangnya penduduk
* penemuan-penemuan baru
* petentangan-pertentangan didalam masyarakat
* terjadinya pemberontakan didalam tubuh masyarakat itu sendiri
2. faktor dari luar masyarakat
* berasal dari lingkungan dan fisik yang ada disekitar manusia
* peperangan dengan negara lain
* pengaruh kebudayaan masyarakat lain